Assalamuโalaikum Warahmatullaahi Wabaarakaatuh.. Kisah Wali Songo โ Siapa yang tidak kenal Wali Songo? Mereka dikenal seseorang yang gigih menyebarkan ajaran agama Islam pada abad ke 14 di tanah Jawa. Para Wali Songo tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Mereka cepat dikenal masyarakat luas karena kerap berdakwah tanpa memaksa harus masuk Islam. Masyarakat muslim di nusantara pasti sudah tak asing lagi dengan Wali Songo. Wali memiliki arti wakil, sementara songo memiliki arti sembilan. Dengan demikian, Wali Songo adalah sembilan wakil atau wali Allah SWT. Perjalanan dakwah Wali Songo telah dicatat dalam sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia. Mereka telah meninggalkan banyak jejak dalam berdakwah. Wali Songo membawa perubahan besar terhadap masyarakat Jawa yang dulunya banyak beragama Hindu-Budha. Berikut Nama-nama Wali Songo, 1. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) 2. Sunan Ampel (Raden Rahmat) 3. Suna...
ุจูุณูู ู ุงููููู ุงูุฑููุญูู ููู ุงูุฑููุญูููู ู
Nama dan Kelahiran
Nama Imam at-Tirmidziq adalah Muhammad bin โIsa bin Saurah bin Musa bin adl Dlahhak. Kunyah Imam at-Tirmidzi adalah Abu โIsa.
Nasab Imam at-Tirmidzi:
1. As Sulami; yaitu nisbah kepada satu kabilah yang yang di jadikan sebagai afiliasi Imam at-Tirmidzi, dan nisbah ini merupakan nisbah kearaban
2. At-Tirmidzi; nisbah kepada negri tempat Imam at-Tirmidzi di lahirkan (Tirmidz), yaitu satu kota yang terletak di arah selatan dari sungai Jaihun, bagian selatan Iran.
1. As Sulami; yaitu nisbah kepada satu kabilah yang yang di jadikan sebagai afiliasi Imam at-Tirmidzi, dan nisbah ini merupakan nisbah kearaban
2. At-Tirmidzi; nisbah kepada negri tempat Imam at-Tirmidzi di lahirkan (Tirmidz), yaitu satu kota yang terletak di arah selatan dari sungai Jaihun, bagian selatan Iran.
Para pakar sejarah tidak menyebutkan tahun kelahiran Imam at-Tirmidzi secara pasti, akan tetapi sebagian yang lain memperkirakan bahwa kelahiran Imam at-Tirmidzi pada tahun 209 hijriah. Sedang Adz Dzahabi berpendapat dalam kisaran tahun 210 hijriah.Ada satu berita yang mengatakan bahwa imam at-Tirmidzi dilahirkan dalam keadaan buta, padahal berita yang akurat adalah, bahwa Imam at-Tirmidzi mengalami kebutaan di masa tua, setelah mengadakan lawatan ilmiah dan penulisan Imam at-Tirmidzi terhadap ilmu yang ia miliki.
Imam at-Tirmidzi tumbuh di daerah Tirmidz, mendengar ilmu di daerah ini sebelum memulai rihlah ilmiah Imam at-Tirmidzi. Dan Imam at-Tirmidzi pernah menceritakan bahwa kakeknya adalah orang marwa, kemudian berpindah dari Marwa menuju ke tirmidz, dengan ini menunjukkan bahwa Imam at-Tirmidzi lahir di Tirmidzi.
Perlawatan Mencari Ilmu
Berbagai literatur-literatur yang ada tidak menyebutkan dengan pasti kapan Imam Tirmidzi memulai mencari ilmu, akan tetapi yang tersirat ketika kita memperhatikan biografi Imam at-Tirmidzi, bahwa Imam at-Tirmidzi memulai aktifitas mencari ilmunya setelah menginjak usia dua puluh tahun.Maka dengan demikian, Imam at-Tirmidzi kehilangan kesempatan untuk mendengar hadits dari sejumlah tokoh-tokoh ulama hadits yang kenamaan, meski tahun periode Imam at-Tirmidzi memungkinkan untuk mendengar hadits dari mereka, tetapi Imam at-Tirmidzi mendengar hadits mereka melalui perantara orang lain. Yang nampak adalah bahwa Imam at-Tirmidzi memulai rihlah pada tahun 234 hijriah.
Imam at-Tirmidzi memiliki kelebihan; hafalan yang begitu kuat dan otak encer yang cepat menangkap pelajaran. Sebagai permisalan yang dapat menggambarkan kecerdasan dan kekuatan hafalan Imam at-Tirmidzi adalah, satu kisah perjalan Imam at-Tirmidzi menuju Makkah, dia menuturkan;
โPada saat aku dalam perjalanan menuju Makkah, ketika itu aku telah menulis dua jilid berisi hadits-hadits yang berasal dari seorang syaikh. Kebetulan Syaikh tersebut berpapasan dengan kami.
Maka aku bertanya kepadanya, dan saat itu aku mengira bahwa โdua jilid kitabโ yang aku tulis itu bersamaku. Tetapi yang kubawa bukanlah dua jilid tersebut, melainkan dua jilid lain yang masih putih bersih belum ada tulisannya. aku memohon kepadanya untuk menperdengarkan hadits kepadaku, dan ia mengabulkan permohonanku itu.
โKemudian ia membacakan hadits dari lafazhnya kepadaku. Di sela-sela pembacaan itu ia melihat kepadaku dan melihat bahwa kertas yang kupegang putih bersih.
Maka dia menegurku: โTidakkah engkau malu kepadaku?โ maka aku pun memberitahukan kepadanya perkaraku, dan aku berkata; โaku telah mengahafal semuanya.โ Maka syaikh tersebut berkata; โbacalah!โ. Maka aku pun membacakan kepadanya seluruhnya, tetapi dia tidak mempercayaiku, maka dia bertanya: โApakah telah engkau hafalkan sebelum datang kepadaku?โ โTidak,โ jawabku. Kemudian aku meminta lagi agar dia meriwayatkan hadits yang lain. Ia pun kemudian membacakan empat puluh buah hadits, lalu berkata: โCoba ulangi apa yang kubacakan tadi,โ Lalu aku membacakannya dari pertama sampai selesai tanpa salah satu huruf pun.โ
Menurut para ulama, kitab hadits Imam at-Tirmidzi dipandang sebagai kitab keempat dari Kutubussittah setelah Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, dan Sunan Abu Dawud.
Rihlah Imam at-Tirmidzi
Imam at-Tirmidzi keluar dari negerinya menuju Khurasan, Iraq dan Haramain dalam rangka menuntut ilmu. Di sana Imam at-Tirmidzi mendengar ilmu dari kalangan ulama yang Imam at-Tirmidzi temui, sehingga dapat mengumpulkan hadits dan memahaminya. Akan tetapi sangat disayangkan Imam at-Tirmidzi tidak masuk ke daerah Syam dan Mesir, sehingga hadits-hadits yang Imam at-Tirmidzi riwayatkan dari ulama kalangan Syam dan Mesir harus melalui perantara, kalau sekiranya Imam at-Tirmidzi mengadakan perjalanan ke Syam dan Mesir, niscaya ia akan mendengar langsung dari ulama-ulama tersebut, seperti Hisyam bin โAmmar dan semisalnya.
Para pakar sejarah berbeda pendapat tentang masuknya Imam at-Tirmidzi ke daerah Baghdad, sehingga mereka berkata, โKalau sekiranya dia masuk ke Baghdad, niscaya dia akan mendengar dari Ahmad bin Hanbal. Al Khathib tidak menyebutkan at-Tirmidzi (masuk ke Baghdad) di dalam tarikhnya, sedangkan Ibnu Nuqthah dan yang lainnya menyebutkan bahwa Imam at-Tirmidzi masuk ke Baghdad. Ibnu Nuqthah menyebutkan bahwasanya Imam at-Tirmidzi pernah mendengar di Baghdad dari beberapa ulama, di antaranya adalah; Al Hasan bin AshShabbah, Ahmad bin Maniโ dan Muhammad bin Ishaq Ash shaghani.
Dengan ini bisa diprediksi bahwa Imam at-Tirmidzi masuk ke Baghdad setelah meninggalnya Imam Ahmad bin Hanbal, dan ulama-ulama yang di sebutkan oleh Ibnu Nuqthah meninggal setelah imam Ahmad. Sedangkan pendapat Al Khathib yang tidak menyebutkannya, itu tidak berarti bahwa Imam at-Tirmidzi tidak pernah memasuki kota Baghdad sama sekali, sebab banyak sekali dari kalangan ulama yang tidak di sebutkan Al Khathib di dalam tarikhnya, padahal mereka memasuki Baghdad.
Setelah pengembaraannya, imam at-Tirmidzi kembali ke negerinya, kemudian Imam at-Tirmidzi masuk Bukhara dan Naisapur, dan Imam at-Tirmidzi tinggal di Bukhara beberapa saat.
Negeri-negeri yang pernah Imam at-Tirmidzi masuki adalah;
Khurasan, Bashrah, Kufah,Wasith, Baghdad, Makkah, Madinah, Ar Ray
Khurasan, Bashrah, Kufah,Wasith, Baghdad, Makkah, Madinah, Ar Ray
Guru-guru Imam at-Tirmidzi
Imam at-Tirmidzi menuntut ilmu dan meriwayatkan hadits dari ulama-ulama kenamaan. Diantara mereka adalah:
- Qutaibah bin Saโid
- Ishaq bin Rahuyah
- Muhammad bin โAmru As Sawwaq al Balkhi
- Mahmud bin Ghailan
- Ismaโil bin Musa al Fazari
- Ahmad bin Maniโ
- Abu Mushโab Az Zuhri
- Basyr bin Muโadz al Aqadi
- Al Hasan bin Ahmad bin Abi Syuโaib
- Abi โAmmar Al Husain bin Harits
- Abdullah bin Muโawiyyah al Jumahi
- โAbdul Jabbar bin al โAla`
- Abu Kuraib
- โAli bin Hujr
- โAli bin saโid bin Masruq al Kindi
- โAmru bin โAli al Fallas
- โImran bin Musa al Qazzaz
- Muhammad bin aban al Mustamli
- Muhammad bin Humaid Ar Razi
- Muhammad bin โAbdul Aโla
- Muhammad bin Rafiโ
- Imam at-Tirmidzi
- Imam Muslim
- Abu Dawud
- Muhammad bin Yahya al โAdani
- Hannad bin as Sari
- Yahya bin Aktsum
- Yahya bun Hubaib
- Muhammad bin โAbdul Malik bin Abi Asy Syawarib
- Suwaid bin Nashr al Marwazi
- Ishaq bin Musa Al Khathami
- Harun al Hammal, dan lainnya.
Kumpulan hadits dan ilmu-ilmu yang dimiliki imam at-Tirmidzi banyak yang meriwayatkan, diantaranya adalah;
- Abu Bakr Ahmad bin Ismaโil As Samarqandi
- Abu Hamid Abdullah bin Daud Al Marwazi
- Ahmad bin โAli bin Hasnuyah al Muqri`
- Ahmad bin Yusuf An Nasafi
- Ahmad bin Hamduyah an Nasafi
- Al Husain bin Yusuf Al Farabri
- Hammad bin Syair Al Warraq
- Daud bin Nashr bin Suhail Al Bazdawi
- Ar Rabiโ bin Hayyan Al Bahili
- Abdullah bin Nashr saudara Al Bazdawi
- โAbd bin Muhammad bin Mahmud An Safi
- โAli bin โUmar bin Kultsum as Samarqandi
- Al Fadhl bin โAmmar Ash Sharram
- Abu al โAbbas Muhammad bin Ahmad bin Mahbub
- Abu Jaโfar Muhammad bin Ahmad An Nasafi
- Abu Jaโfar Muhammad bin sufyan bin An Nadlr An Nasafi al Amin
- Muhammad bin Muhammad bin Yahya Al Harawi al Qirab
- Muhammad bin Mahmud bin โAmbar An Nasafi
- Muhammad bin Makki bin Nuh An Nasafai
- Musbih bin Abi Musa Al Kajiri
- Makhul bin al Fadhl An Nasafi
- Makki bin Nuh
- Nashr bin Muhammad biA Sabrah
- Al Haitsam bin Kulaib, dan yang lainnya.
Pujian ulama terhadap Imam at-Tirmidzi
Persaksian para ulama terhadap keilmuan dan kecerdasan imam Tirmidzi sangatlah banyak, diantaranya adalah;
- Imam at-Tirmidzi berkata kepada imam at-Tirmidzi; โilmu yang aku ambil manfaatnya darimu itu lebih banyak ketimbang ilmu yang engkau ambil manfaatnya dariku.โ
- Al Hafiz โUmar bin โAlak menuturkan; โat-Tirmidzi meninggal, dan dia tidak meninggalkan di Khurasan orang yang seperti Abu โIsa dalam hal ilmu, hafalan, waraโ dan zuhud.โ
- Ibnu Hibban menuturkan; โAbu โIsa adalah sosok ulama yang mengumpulkan hadits, membukukan, menghafal dan mengadakan diskusi dalam hal hadits.โ
- Abu Yaโla al Khalili menuturkan; โMuhammad bin โIsa at-Tirmidzi adalah seorang yang tsiqah menurut kesepatan para ulama, terkenal dengan amanah dan keilmuannya.โ
- Abu Saโd al Idrisi menuturkan; โImam Tirmidzi adalah salah seorang imam yang di ikuti dalam hal ilmu hadits, Imam at-Tirmidzi telah menyusun kitab al jamiโ, tarikh dan โilal dengan cara yang menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang alim yang kapabel. Imam at-Tirmidzi adalah seorang ulama yang menjadi contoh dalam hal hafalan.โ
- Al Mubarak bin al Atsram menuturkan; โImam Tirmidzi merupakan salah seorang imam hafizh dan tokoh.โ
- Al Hafizh al Mizzi menuturkan; โImam Tirmidzi adalah salah seorang imam yang menonjol, dan termasuk orang yang Allah jadikan kaum muslimin mengambil manfaat darinya.
- Adz Dzahabi menuturkan; โImam Tirmidzi adalah seorang hafizh, alim, imam yang kapabel
- Ibnu Katsir menuturkan: โImam Tirmidzi adalah salah seorang imam dalam bidangnya pada zaman Imam at-Tirmidzi.โ
Kitab-kitab karya Imam at-Tirmidzi
Imam Tirmizi menuliskan ilmunya di dalam hasil karya Imam at-Tirmidzi, di antara buku-buku Imam at-Tirmidzi ada yang sampai kepada kita dan ada juga yang tidak sampai. Di antara hasil karya Imam at-Tirmidzi yang sampai kepada kita adalah:1. Kitab Al Jamiโ, terkenal dengan sebutan Jamiโ at-Tirmidzi.
2. Kitab Al โIlal
3. Kitab Asy Syamaโil an Nabawiyyah.
4. Kitab Tasmiyyatu ashhabi rasulillah shallallahu โalaihi wa sallam.
5. Kitab At-Tarikh.
6. Kitab Az Zuhd.
7. Kitab Al Asmaโ wa al kuna.
Sekilas tentang Al-Jamiโ
Kitab ini adalah salah satu kitab karya Imam Tirmidzi terbesar dan paling banyak manfaatnya. Ia tergolong salah satu "Kutubus Sittah" (Enam Kitab Pokok Bidang Hadits) dan ensiklopedia hadits terkenal. Al-Jamiโ ini terkenal dengan nama Jamiโ Tirmidzi, dinisbatkan kepada penulisnya, yang juga terkenal dengan nama Sunan Tirmidzi. Namun nama pertamalah yang popular.
Sebagian ulama tidak berkeberatan menyandangkan gelar as-Sahih kepadanya, sehingga mereka menamakannya dengan Sahih Tirmidzi. Sebenarnya pemberian nama ini tidak tepat dan terlalu gegabah. Setelah selesai menyusun kitab ini, Tirmidzi memperlihatkan kitabnya kepada para ulama dan mereka senang dan menerimanya dengan baik. Ia menerangkan: "Setelah selesai menyusun kitab ini, aku perlihatkan kitab tersebut kepada ulama-ulama Hijaz, Irak dan Khurasan, dan mereka semuanya meridhainya, seolah-olah di rumah tersebut ada Nabi yang selalu berbicara."
Imam Tirmidzi di dalam Al-Jamiโ-nya tidak hanya meriwayatkan hadits sahih semata, tetapi juga meriwayatkan hadits-hadits hasan, daโif, garib dan muโallal dengan menerangkan kelemahannya. Dalam pada itu, ia tidak meriwayatkan dalam kitabnya itu, kecuali hadits-hadits yang diamalkan atau dijadikan pegangan oleh ahli fiqh. Metode demikian ini merupakan cara atau syarat yang longgar. Oleh karenanya, ia meriwayatkan semua hadits yang memiliki nilai demikian, baik jalan periwayatannya itu sahih ataupun tidak sahih. Hanya saja ia selalu memberikan penjelasan yang sesuai dengan keadaan setiap hadits.
Diriwayatkan, bahwa ia pernah berkata: "Semua hadits yang terdapat dalam kitab ini adalah dapat diamalkan." Oleh karena itu, sebagian besar ahli ilmu menggunakannya (sebagai pegangan), kecuali dua buah hadits, yaitu:
- "Sesungguhnya Rasulullah SAW menjamak salat Zuhur dengan Asar, dan Maghrib dengan Isya, tanpa adanya sebab "takut" dan "dalam perjalanan."
- "Jika ia peminum khamar, minum lagi pada yang keempat kalinya, maka bunuhlah dia."
Hadits ini adalah mansukh dan ijma ulama menunjukan demikian. Sedangkan mengenai salat jamak dalam hadits di atas, para ulama berbeda pendapat atau tidak sepakat untuk meninggalkannya. Sebagian besar ulama berpendapat boleh (jawaz) hukumnya melakukan salat jamak di rumah selama tidak dijadikan kebiasaan. Pendapat ini adalah pendapat Ibnu Sirin dan Asyab serta sebagian besar ahli fiqh dan ahli hadits juga Ibnu Munzir.
Hadits-hadits dhaโif dan munkar yang terdapat dalam kitab ini, pada umumnya hanya menyangkut fadaโil al-aโmal (anjuran melakukan perbuatan-perbuatan kebajikan). Hal itu dapat dimengerti karena persyaratan-persyaratan bagi (meriwayatkan dan mengamalkan) hadits semacam ini lebih longgar dibandingkan dengan persyaratan bagi hadits-hadits tentang halal dan haram.
Di akhir kehidupannya, imam at-Tirmidzi mengalami kebutaan, beberapa tahun Imam at-Tirmidzi hidup sebagai tuna netra, setelah itu imam atTirmidzi meninggal dunia. Imam at-Tirmidzi wafat di Tirmidz pada malam Senin 13 Rajab tahun 279 H bertepatan dengan 8 Oktober 892, dalam usia Imam at-Tirmidzi pada saat itu 70 tahun.
Baca juga: Biografi Imam At-tirmidzi
Baca:Biografi Imam An-nasa'i
Baca juga: Biografi Imam At-tirmidzi
Baca:Biografi Imam An-nasa'i
Komentar
Posting Komentar